Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Lelaki Asing

Kali ini aku ingin berbagi sebuah pengalaman. Sebenarnya sudah terjadi hampir seminggu yang lalu tepatnya pada hari Kamis pukul 19.00 ketika aku hendak pergi ke tempat biasa aku berlatih teater bersama teman-teman kesenian di Universitas tempatku kuliah. Malam itu tak seperti biasanya, aku berangkat sendiri ke tempat latihan, temanku tak bisa menjemput karena ada kepentingan, katanya. Karena malas membawa sepeda miniku, terlebih karena telah kumasukkan ke dalam kosan, aku pun memutuskan berjalan kaki mungkin lebih baik, karena letak tempat latihanku juga tak begitu jauh dari kosan. Aku berjalan saja melewati tempat yang memang sedikit gelap melewati depan gedung Fakultas Kedokteran Gigi, aku berjalan tanpa rasa khawatir sampai sebuah sepeda melewatiku. Kulihat sepintas pengendara sepeda itu melihat ke arahku namun terus melajukan sepedanya namun dengan kecepatan yang semakin pelan. Awalnya kupikir dia salah satu temanku di tempat latihan yang kukenal bernama R, terlintas dipikiranku

Sabtu, 19 Maret 2016

Aku bertanya-tanya apa sebenarnya makna ketika kita bermimpi di siang bolong. Seperti yangbkualami siang ini. Aku bermimpi namun seolah nyata, seorang lelaki datang ke dalam hidupku, lagi-lagi hanya dengan membawa untaian-uantaian kalimat manis. Kedatangannya seperti halnya dia -seorang di masa laluku-. Entah mimpiku bagai dejavu yang memutar kembali kaset masa lalu yang rasanya ingin sekali kubuang jauh sejauh jauhnya. Dengan orang berbeda namun porsi keromantisan yang sama lelaki itu hadir,begitu dekat, begitu memikat, namun ketika aku terbangun, aku kembali tersadar akan satu hal. kisah itu hanya terjadi dalam mimpi, untaian manis itu hanya terucap dalam mimpi, lelaki itu hanya datang dalam mimpi. Kemudian aku harus dipaksa kembali menikmati hidupku yang kesepian dalam penantian. Jember, Maret 2016

silahkan Beri Judul

Malam itu aku tlah memutuskan untuk melepaskan, jauh-jauh hari setelah aku merasa ditinggalkan. terlambat ! mungkin iya, aku terlampau lama mengambil keputusan untuk melepaskannya padahal dia tlah meninggalkanku jauh sebelumnya. tiba-tiba saja doa-doa naif untuk kebahagiaannya terlontar begitu manis namun getir malam itu lewat sebuah akun media sosial. Lalu, sejak malam itu tkpernah lagi ada percakapan dunia maya, tak pernah ada pertemuan secara sengaja, lalu aku merasa kehilangan.. Kehilangan dirinya yang sejujurnya tak pernah kudapatkan.. lalu aku terluka. LAGI !

Tangisan Rindu

Pak ! bapak, temani ipit malam mingguan yuk ! di dekat rumah sini ada pasar malam, ayo kita datang ke sana, beli kembang gula dan naik komedi putar. atau main game berhadiah boneka. beli gorengan, beli es cream, terus nanti kalau ipit belepotan makan es creamnya bapak yang bersihin, nanti kita ketawa seneng-seneng, ayo kita kencan ala anak muda, Pak. pulangnya tunggu malam larut saja, Pak. kalau perlu kita kencan sampai pagi. nanti, kalau ada malaikat yang jemput ngajak bapa k kembali ke surga bapak sembunyi aja. biar ipit yang ngomong sama malaikat, kalau bapak masih kangen sama ipit. Jember, 05 Maret 2016

Surat dari Ayah

Saat itu hari Sabtu, waktu masih menunjukka pukul 04.30 dini hari. Aku baru saja selesai melaksanakan ibadah solat Subuh di kamar kontrakanku di Jember. Tiba-tiba saja, aku dikejutkan oleh suara telepon yang berdering, dari Ibu. Setelah kuucap salam, kutanyakan pada beliau perihal apa yang terjadi di rumah sampai Ibu menelepon di pagi buta. “Pulanglah, Nak. Jantung bapak kambuh, sekarang keadaannya sangat parah. dia memanggil namamu sejak tadi malam.” Jawab beliau. Ototku lemas seketika, bayangan bapak mengeluhkan namaku sambil menahan sakitnya menikam tepat di ulu hatiku. Memang sudah lama bapak divonis penyakit jantung, tapi sudah lama juga penyakit itu tak pernah kambuh dan menyakiti bapak. Pagi itu, pikiranku berkecamuk, segala kemungkinan terburuk melintas di sana. Tapi aku berusaha untuk tetap   beristighfar, agar tak suudzan pada Allah. Kusegerakan membuat surat ijin untuk bagian akademik kampus. Setelah berpamitan pada ibu kontrakan, aku bergegas berangkat menuju termi

Bercinta dengan Dosa

Sayang, apa kau ingat ? dua tahun yang lalu kita duduk berdua di tepi pantai ini, saat itu menjelang petang. Kau mengajakku menikmati indahnya senja. Saat itu, tempat ini begitu sepi. Tak banyak orang yang hilir mudik, hanya satu atau dua nelayan yang akan bersiap melaut lewat di belakang tempat kita duduk berdua. Kau merangkulku dengan hangat, kusandarkan kepalaku di bahumu yang kekar. S ungguh aku begitu menikmati senja itu, senja yang tak akan pernah dapa t kulupakan . Ketika hari mulai petang dan hawa dingin mulai terasa menusuk sampai ke tulang, rangkulanmu telah berubah menjadi pelukan, kau kecup bibirku dan kau cumbu aku dengan belaian kata-kata manismu. Kau selusuri setiap jengkal tubuhku, dan malam itu kau tiduri aku di tepi pantai tanpa alas seakan kau benar-benar haus akan cinta. Sejak malam itu, kita semakin sering melakukan dosa konyol itu , seakan tanpa dosa kau terus mencumbuiku, kau lupakan status kita, kau abaikan semua yang seharusnya menciptakan larangan hu